top of page
Writer's pictureEllysabeth Ayuni

Games People Play, Games WE Play: Memberantas Covid-19 Bersama (1/2)



Amerika dan Rusia sudah bukan negara adi daya yang ditakuti lagi. Saat ini yang ditakuti adalah Corona. Corona alias Covid 19 benar-benar menjadi momok dunia. Virus ini sudah menjangkiti hampir sejuta umat manusia, dan telah merenggut lebih dari 33,000 nyawa. Penyebaran dan penularannya begitu cepat. Kasus 00 terdeteksi di Wuhan, Tiongkok. 10 Desember 2019. 3 bulan kemudian WHO menyatakan Corona Covid-19 sebagai pandemi. Status terakhir C-19 sudah menjangkiti paling tidak 199 negara, termasuk Indonesia.


Walau masih bisa disembuhkan, Reputasi sebagai pencabut nyawa membuat orang menjadi cemas, stress level meningkat. Para ODP takut mati, yang masih sehat ngeri terjangkiti. Tak heran bila banyak yang mendadak mengalami gangguan panik dan depresi.


Ketika manusia sudah dikuasai pikiran negatif, kekhawatiran dan ketakutan berlebihan akan muncul, lalu menurunkan sistem kekebalan tubuhnya. Ini justru membuat ia rentan pada masuknya bakteri dan virus penyakit. Oleh sebab itu penting bagi setiap orang untuk selalu berpikir positif, optimis. Dalam konteks ini saya teringat sebuah film yang berjudul “Life is Beautiful” yang dibintangi dan disutradarai oleh Roberto Benigni.

“Life is Beatiful” mengisahkan sebuah keluarga Yahudi-Itali yang ditawan di kamp konsentrasi Nazi (Auschwitz) yang terkenal kejam. Sang Ayah bernama Guido Urefice dan anak (Giosue) berada dalam satu kamp, sedangkan si Ibu terpisah dengan mereka. Guido berharap anaknya berhasil survive dan tidak mengalami trauma atas kekejaman yang dilihat dan dialaminya. Pada titik inilah kita disodori adegan yang menyentuh hati sekaligus bisa jadi pembelajaran.


Dalam Kamp, Guido berupaya menutupi situasi sesungguhnya dari anaknya bahwa mereka adalah tawanan. Guido menjelaskan ke Giosue (Gio) bahwa Kamp merupakan arena bermain game yang banyak aturan di mana Gio harus melaksanakan tugas yang Guido minta. Bila Gio bisa melaksanakan tugas ia akan mencapat poin. Siapapun yang bisa meraih angka 1,000 akan mendapatkan hadian berupa Tank. Guido juga mengatakan bila Gio menangis, mengeluh, mendesak ingin ketemu ibunya, atau merengek lapar, maka Gio akan kehilangan poin. Anak yang bisa diam, tutup mulut, sembunyi dari penglihatan penjaga Kamp akan dapat poin ekstra.


Awalnya Gio tak tertarik main game tersebut. Namun ayahnya terus meyakinkan sehingga akhirnya Gio larut mengikuti “permainan” tersebut. Upaya ayahnya ini begitu luar biasa dan menyentuh hati. Ketika berbaris menuju tempat eksekusi hukuman mati, Guido menyadari putra kesayangannya itu melihatnya. Dalam kegalauannya, Guido masih bisa menguatkan hatinya untuk bermain mata dan memberi kode lucu perintah bersembunyi pada Gio. Singkat cerita Jerman kalah perang dan Tentara Sekutu mendobrak masuk ke Kamp dengan menggunakan Tank. Gio yang menyangka Tank hadiahnya datang langsung keluar dari persembunyian menyambut Tank-nya. Akhirnya Gio berhasil menyintas dengan beban psikis yang minim, berkumpul kembali bersama ibunya.




Sekedar ide sederhana

Iskandar Setionegoro

IMConsulting, Company of Joy

Photos: Courtesy of Google



Bersambung di bagian

Games People Play, Games WE Play:

Memberantas Covid-19 Bersama (2/2)

9 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page